Akan berubahkah pasir
andai ombak menampar pipinya acapkali
atau bergegarkah alam
tika angin berhembus, bernafas di sisi?
Kita hanya bisa menghitung membilang datangnya hari
juga menunding pada berlakunya tragedi
sedang ombak tidak rela mengubah pantai
atau angin tidak mahu menggegar alam
katanya
‘aku hanya mampu menyerah, sedangkan ada tangan yang lebih gagah’.
Ah… siapalah sebenarnya kita
hanya secebis dari sekeping yang ada
hanya secalit dari berjuta-juta
hanya habuk ibarat daki dunia
yang mampu mengangguk menyatakan ‘ya’
yang terus terangguk-angguk
membantah hanya diperap sahaja
ungkapan ‘tidak’ di halkum cuma.
Belajar untuk memberi dan selalu pula bersedia menerima. Untuk kita hanya dipinjamkan sementara!
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
DIARI SEORANG PESARA 3
Menjadi seorang pesara, rutinnya hanya di rumah. Menyiapkan tugas-tugas hakiki sebagai suri rumah. Tidak ada bezanya. Cuma dulu banyak ma...
-
Sebagai seorang guru kadang-kadang kita hairan mengapa pencapaian akademik para pelajar kita ada yang semakin merosot. Atau barangkali ke...
-
Anak saya Fatin Naimah dan Farah Izzati sering terpilih mewakili sekolah dalam pertandingan pidato ketika di sekolah rendah. Sebagai gala...
-
Indah berbalam si awan petang, Berarak di celah pepohon ara; Pemanis kalam selamat datang, Awal bismillah pembuka bicara. Yang Berusaha ...
Tiada ulasan:
Catat Ulasan